Minggu, 18 April 2010

Angkot, Solusi Kemacetan atau Justru Biang Kemacetan

Angkot adalah sebuah kendaraan umum yang biasa digunakan sebagian masyarakat ketika ingin berpergian. Di tempat saya tinggal, tepatnya di Kota Bekasi. Banyak sekali angkot di Bekasi yang berjalan seenaknya, belok tanpa lampu sein, berhenti tiba-tiba, berhenti di tengah jalan sehingga memacetkan jalan, dll. Mereka menganggap diri mereka adalah raja penolong masyarakat, mereka memang menolong masyarakat, tapi tidak seharusnya mereka berbuat seenak mereka. Sering sekali saya dibuat kesal oleh tingkah mereka, hingga tidak jarang terlontar makian untuk mereka.

Bagi sebagian orang, angkot adalah sebuah solusi dari masalah kemacetan yang sering melanda kota-kota besar di Indonesia. Tapi tidak sedikit yang bilang kalau angkot justru biang kemacetan di jalan.

Jika kita bertanya kepada mereka yang pro terhadap angkot, pasti mereka akan menjawab kalau angkot sangat menolong mereka ketika mereka ingin keluar rumah dalam rangka melakukan kegiatan sehari-hari seperti sekolah, bekerja, dll. Tapi berbeda ketika kita bertanya kepada masyarakat yang tidak suka terhadap angkot, mereka pasti menjawab kalau angkot adalah biang kemacetan, karena angkot sering sekali berhenti sembarangan di jalan raya dan sangat mengganggu lalu lintas di sekitarnya.

Sekarang saatnya kita berpikir kenapa pro dan kontra itu bisa terjadi dan bagaimana cara agar semua masyarakat bisa diuntungkan dengan kehadiran angkot. Beberapa tahun lalu Pemerintah Kota Jakarta memberikan masyarakat sebuah kendaraan umum baru, kendaraan umum itu dinamakan Bus TransJakarta (Bus Way).

(Sumber Gambar : img61.imageshack.us)

Menurut saya Bus Way bukanlah sebuah solusi yang baik untuk menangani masalah kemacetan di Ibu Kota. Saya berkata demikian, karena di sebagian jalan Kota Jakarta jalur Bus Way telah memakan sekitar sepertiga bagian jalan raya yang biasanya dilalui masyarakat. Jika kita berpikir dengan logika, hal ini justru akan menambah kemacetan di Kota Jakarta dikarenakan ruas jalan yang semakin sempit.

Bus Way memang tidak selamanya memberikan dampak negatif, dengan sedikit tatanan yang lebih baik dan terstruktur, saya yakin Bus Way akan menjadi solusi dari kemacetan Ibu Kota. Untuk Pemerintah, berikut adalah hal-hal yang menurut saya harus dirubah. Hal-hal tersebut adalah :

1. Kemanan, jika Pemerintah berharap masyarakat beralih menggunakan Bus Way maka kemanan adalah hal utama yang harus diperhatrikan. Jika kita berpikir dengan logika, mana ada orang kaya (yang biasanya menggunakan mobil pribadi) beralih ke Bus Way kalau keselamatan nyawa dan hartanya tidak terjamin. Ketika saya menggunakan Bus Way, saya rasa saat ini Bus Way sudah cukup aman, tinggal bagaimana cara pemerintah mem-promosikan keamanan dalam Bus Way.

2. Kenyaman, selain keamanan, kenyamanan penumpang juga harus diperhatikan. Saat saya menaiki Bus Way pada jam sibuk, saya harus berdiri di dalam Bus Way hingga saya sampai ke tempat tujuan. Hal ini sangatlah tidak nyaman jika dilakoni oleh seorang pegawai/pekerja yang baru pulang bekerja. Saya saja yang hanya Mahasiswa sederhana merasa kelelahan ketika harus berdiri di dalam Bus Way, bagaimana jika ini dirasakan oleh orang-orang kaya (yang biasanya menggunakan mobil pribadi). Mereka yang kaya (yang biasanya menggunakan mobil pribadi) pasti akan lebih memilih menggunakan kendaraan pribadi mereka. Andai di dalam Bus Way tersedia banyak tempat duduk yang nyaman, si orang kaya (yang biasanya menggunakan mobil pribadi) itu pasti akan melirik Bus Way.

(Sumber Gambar : www.beritajakarta.com)

3. Contoh dari anggota Pemerintahan, kalau yang ini bisa dipikir sendiri.

Sebenarnya masih banyak solusi untuk menyelesaikan masalah kemacetan di Kota Jakarta ini, karena kendaraan umum di Jakarta buka hanya Bus Way. Masih ada kereta api, angkot kecil, bajaj BBG, dll. Semoga kemacetan di Kota-Kota Besar Indonesia bisa segera teratasi.

Wassalam..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar